Showing: 1 - 10 of 16 RESULTS

Bahagia

Setiap manusia pasti ingin bahagia. Bahkan kebahagiaan menjadi salah satu tujuan hidup, setidaknya bagi saya. Bahagia tidak berkorelasi dengan kekayaan atau harta yang kita punya, karena banyak kan orang kaya yang hidupnya tidak bahagia. Lalu, kebahagiaan bergantung pada apa? Pada banyak hal sih menurut saya, tapi satu kunci kebahagiaan adalah rasa bersyukur dan merasa cukup dengan apa yang kita miliki.

Kali ini saya ingin bercerita tentang kebahagiaan Ibu. Sebagai “jantung” keluarga, Ibu punya peran penting yang akan berimbas pada seluruh keluarga, termasuk mood dan kebahagiaan seluruh anggota keluarga.

Satu Hari di Sunday Bazaar

Sunday Bazaar selalu menarik perhatian saya. Pasar loak raksasa ini selalu menyenangkan untuk dijelajahi. Perjalanan belanja saya pada hari Minggu lalu, ternyata membawa pada petualangan baru. Hari itu, saya bertemu dengan seseorang yang istimewa. Seorang Hazara yang membawa dagangannya dari negeri para Mullah. Negeri yang dengan mendengar namanya saja telah membuat kita bergidik: Afganistan.

Pagi Tak Lagi Sama di Pakistan

Awalnya saya pikir, hari itu adalah hari yang biasa dan diisi dengan berbagai kegiatan rutin. Namun saya belum tahu, betapa beruntungnya saya dapat menjemput Shirin dalam keadaan ceria siang itu. Karena di ujung utara Pakistan, di tanah yang sedang sama-sama kami pijak, ratusan orang tua murid lain sedang menangisi kepergian anak-anak mereka.

Dua Minggu Tanpa Shampoo

Eksperimen untuk hidup tanpa shampoo sudah berjalan selama 2 minggu, yang terasa sangaaat panjang. Mungkin ini percobaan yang terlihat aneh, buat apa sih repot-repot ngga pake shampoo? Kan hidup sudah difasilitasi dengan berbagai kemudahan, termasuk untuk membersihkan rambut. Tinggal beli di supermarket dengan harga yang terjangkau, pakai shampoo, lalu rambut bersih, indah dan wangi. Ya, seandainya memang sesederhana itu, tentu hingga hari ini saya masih tetap memakai shampoo. Tapi masalahnya, memakai shampoo tidak seindah seperti yang ada di iklan.

Pohon Ketapang Dubes Lutfi Rauf

“Dulu disitu ada pohon Ketapang tapi udah mati, 80 tahun (usia) pohon itu” ujar Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand, M. Lutfi Rauf, sambil menunjuk ke arah sebuah lokasi pohon yang terletak di halaman belakang yang luas dari Wisma Indonesia yang berlokasi di pusat kota Bangkok. “Tapi sekarang pohon mati bisa hidup lagi Pak Konjen,” selorohnya sambil tersenyum kecil kepada Konjen RI di Karachi dan saya.

Perkenalan dengan Karachi

Bom, pembunuhan berencana, penculikan, penembakan dan hal-hal jelek berkecamuk di kepala saya saat saya menerima keputusan penugasan yang di Kementerian Luar Negeri, yang kami kenal dengan ‘slip merah’. Sama sekali sulit untuk memikirkan hal-hal baik tentang Karachi. Kota yang saat itu akan saya tuju untuk menjalani penugasan pertama sebagai diplomat.