Orang Pakistan yang “Hangat”

Tak terasa sudah satu bulan saya menetap di Karachi, Pakistan. Sedikit banyak saya mulai mempelajari budaya masyarakat setempat yang sangat menarik. Ada yang mengatakan, iklim setempat sangat memengaruhi watak masyarakat. Misalkan masyarakat Eropa yang cenderung dingin, seirama dengan iklimnya yang juga dingin. Masyarakat Indonesia yang hangat dan kekeluargaan, tidak terlepas dari iklim Indonesia yang hangat sepanjang tahun. Dan iklim Pakistan yang sangat panas di musim panas, sepertinya juga ikut membuat masyarakatnya menjadi hangat…hmmm dan terkadang terlalu hangat.

Jika Anda berjalan-jalan di pusat keramaian, jangan kaget jika melihat sepasang laki-laki Pakistan yang berbadan tegap dan berjanggut tebal, saling bergandengan tangan. Atau laki-laki Pakistan yang saling cium pipi kanan dan kiri jika bertemu. Bukan…mereka bukan gay atau kalangan homoseksual. Mereka hanya orang-orang yang “hangat”.

Di lain kesempatan, jangan juga terkejut jika dua laki-laki Pakistan berboncengan naik sepeda motor, kemudian pria yang dibonceng akan memeluk erat rekannya yang mengemudikan motor. Ya…mereka memang suka “Berpelukaaaannn” (dengan nada teletubbies).

Kehangatan mereka memang kerap ditunjukkan dengan sentuhan-sentuhan fisik.  Kebiasaan lain adalah: jangan marah jika kepala Anda dielus-elus oleh orang Pakistan, bagaikan seorang ayah yang mengelus kepala anaknya. Itu tanda jika dia merasa Anda adalah sahabatnya. Saya pernah melihat seorang pejabat yang sangat dihormati di tanah air, dielus-elus kepalanya oleh seorang pengusaha Pakistan. Kalau itu terjadi di Indonesia, sang pejabat pasti sangat marah, karena memegang kepala orang lain dianggap tidak sopan bagi masyarakat Indonesia. Tapi disini Pakistan, tak ada alasan untuk marah jika kepala Anda dielus oleh mereka.

Kejadian elus-elus kepala pun kembali saya alami tadi malam. Saya dan teman-teman berjalan-jalan ke salah satu taman bermain di Pakistan. Di luar dugaan, taman bermain ini penuh luar biasa. Maka kami meminta seorang petugas untuk mengantarkan rombongan kami menembus kerumunan manusia, agar bisa masuk ke dalam taman bermain.

Sesampainya di pintu masuk, seorang penjaga telah menunggu disitu dengan senyum yang hangat. Ketika satu per satu rombongan kami memasuki arena bermain, ia pun mengelus satu per satu kepala kami. Saya dan suami tak dapat menahan geli ketika kepala kami dielus-elus dengan sayang oleh seorang berbadan besar dan berjanggut tebal. Tapi tidak ada alasan untuk marah…dia telah menganggap kami sebagai sahabatnya.

Lalu, berbagai bentuk kehangatan dalam bentuk sentuhan juga akan dirasakan oleh anak-anak. Di Indonesia, jika kita merasa gemas dengan anak kecil yang kita temui, paling-paling kita hanya menyapanya dan tersenyum. Tapi disini, jangan marah jika anak Anda tiba-tiba dielus pipinya atau dicubit pipinya oleh orang yang tidak kita kenal. Dan mereka pun akan mengatakan “Little babyyyyy…” sambil tersenyum lebar.

Berbagai kebiasaan lain juga saya temui di Pakistan. Misalkan ada orang Pakistan yang menghampiri saya, bertanya apa yang saya lakukan di Karachi? Apakah saya bekerja atau hanya turis disini? Dari mana saya berasal? Dan bahkan mereka bisa bertanya apa agama saya pada saat pertemuan pertama.

Bagi masyarakat Indonesia, ini disebut “kepo”. Dan menanyakan agama dalam pertemuan pertama, bagi masyarakat Indonesia bisa menjadi sesuatu hal yang sensitif dan dianggap tidak sopan. Tapi ini Pakistan…mereka tidak bermaksud jahat atau tidak sopan ketika menanyakan hal tersebut. Mereka hanya terlalu hangat 🙂

Karachi, 1 Agustus 2014

Tussie Ayu

A freelance writer, a news correspondent, a Master of Communication student in Victoria University of Wellington.

Recommended Articles

14 Comments

  1. Apakah anda masih berada di Karachi? Kalau anda memiliki waktu luang, saya ingin tanya2. 🙂 terimakasih terimakasih

  2. Hai.. apa saya bisa tanya tentang cowok Pakistan? hehe sekrang saya pacaran sama orang Pakistan, saya g tau sama kaya cwok Indonesia apa gak.. bisa d bantu? Hehe

    1. @sarah putri: cowo pakistan ya sifatnya macam2 tergantung orangnya, sifatnya ngga bisa kita generalisasi. Mungkin bisa intip grup Indo-Pakistan Mix Marriage di Facebook untuk melihat bagaimana pernikahan orang Indonesia dan Pakistan.

  3. Mbak sudah pindahkah skrg dari Karachi? Saya sdg mencari informasi ttg gelombang panas sejak senin kmrn..krn sy tdk bs kontak dgn teman saya..klo masih disana mhn informasi situasi terkini di Karachi pasca gelombang panas mbak. Saya tdk bs dapatkan infonya dimanapun. Terimakasih

    1. @syarah: tergantung orangnya. memang ada kasus KDRT yang terjadi pada pernikahan orang2 Pakistan. tapi pernikahan yg harmonis juga banyak.

  4. Halo mbak, saya dari Jakarta, mau bertanya selain orang2 Pakistan ramah apalagi yang mba tau dari karakteristik masyarakat Pakistan? Saya punya teman orang pakistan, pernah video call, dia sangat lucu dan selalu tersenyum ^^ hehehe makasih 😀

  5. Saya pacaran sama orang pakistan propinsi sindhi .saya suka dengan dia .begitu juga sebaliknya .tapi yang saya ragu .apakah benar orang pakistan sifatnya hanya mempermaikan saja.coba jelaskan biar saya lebih tahu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *