Kisah Sebongkah Garam dari Himalaya

Alkisah pada abad ke-15, Aleksander yang Agung telah berhasil menguasai Persia. Kemudian ia bermaksud untuk menaklukkan wilayah-wilayah lain di subkontinen India. Ketika pasukannya melewati daerah Jhelum dan Miawali, kuda-kuda yang dikendarai pasukannya serta merta menjilati bebatuan dan bukit yang mereka lewati.

Merasa heran dengan perilaku kuda yang tidak biasa ini, Aleksander yang Agung kemudian memperhatikan bebatuan yang mereka lewati. Tak butuh waktu lama, ia kemudian menyadari, bahwa yang sedang mereka tapaki adalah bongkahan garam raksasa. Ini adalah bukit yang terbuat dari garam! Aleksander yang Agung kemudian memerintahkan pasukannya untung menggali bukit garam itu. Dia telah menemukan jutaan ton bukit garam kuno yang selama ini tersembunyi.

Pada suatu masa, garam memang mineral yang sangat berharga. Orang-orang memperoleh garam dengan cara menukarnya dengan emas. Sejarah mencatat negeri-negeri yang jatuh dan berjaya karena garam. Peperangan antar-bangsa pecah karena saling berebut garam. Karena itu, tak mengherankan jika Aleksander yang Agung begitu sukacita ketika menemukan bukit yang terbuat dari bongkahan garam.

Daerah Jhelum dan Miawali yang dilewati Aleksander yang Agung, berada dalam wilayah Provinsi Punjab, Pakistan. Hingga kini, garam masih diproduksi dari bukit-bukit di wilayah ini. Setiap tahun tak kurang dari 4 juta ton garam ditambang di Provinsi Punjab. Garam Himalaya yang selama ini sering saya dengar, saya pikir berasal dari Nepal atau Tibet. Ternyata mineral murni ini berasal dari pegunungan Himalaya yang berada di wilayah Pakistan. Sebagai informasi, pegunungan Himalaya memang membentang melewati lima negara, yaitu Pakistan, India, China, Bhutan dan Nepal.

Himalayan-Salt
Garam Himalaya yang berwarna merah muda

Sebagai orang Indonesia, sejak kecil saya akrab dengan pepatah “garam di laut, asam di gunung”. Namun jika kita berada di Pakistan, pepatah itu tidak sepenuhnya benar. Karena di Pakistan, garam bisa didapat dari berbagai tempat, yaitu dari laut, dari bukit dan dari danau. Cerita tentang garam yang terdapat di perbukitan Pakistan sudah saya ceritakan melalui perjalanan Aleksander yang Agung. Lalu, bagaimana mungkin garam bisa didapatkan dari danau?

Pakistan diberi anugerah oleh Tuhan, dengan danau-danau yang berisikan garam. Sangat sedikit negara di dunia yang memiliki danau garam seperti di Pakistan. Danau-danau ini terdapat di gurun yang berada di provinsi Sindh, sekitar 300 kilometer dari kota Karachi. Sekali menambang garam, truk bisa membawa 10 ton garam sekaligus. Dalam satu hari, satu perusahaan penambang garam bisa menghasilkan 600 ton garam dari danau. Dan meskipun ditambang setiap hari, konon cadangan garam dari danau di Pakistan masih melimpah, karena banyak danau di lokasi ini yang masih perawan alias belum bisa tersentuh tangan-tangan manusia.

Selain cerita tentang garam yang berasal dari danau, cerita tentang garam laut Pakistan juga menarik untuk ditelusuri. Garam laut seperti yang kita temukan di Indonesia juga terdapat di Pakistan, namun bukan garam jenis ini yang menarik. Garam yang sangat istimewa dari laut Pakistan bernama “fleur de sel”, ini adalah kata dalam bahasa Perancis yang berarti “bunga garam”. Selain Pakistan, Fleur de sel juga diproduksi oleh beberapa negara di dunia, dan ini adalah garam yang sangat mahal karena berbagai khasiatnya. Fleur de sel adalah hadiah dari alam karena memberikan ketenangan dan keseimbangan bagi penggunanya. Memanen fleur de sel dari laut mencerminkan kemitraan yang harmonis antara manusia dengan alam, karena cara memanennya yang ramah dengan alam. Garam ini hanya dipungut dari laut dan dikeringkan dengan sinar matahari.

Ciri fisik fleur de sel yang saya temukan di Pakistan sangat unik dan mudah dikenali. Garam ini tidak berbentuk butiran atau bongkahan seperti garam pada umumnya, namun berbentuk seperti piramid-piramid kecil yang putih, halus dan nyaris transparan. Ketika kita memakannya, piramid kecil ini langsung lumer di dalam mulut. Rasanya? Tentu saja rasanya asin. Tapi kelebihan dari garam ini adalah 100% organik dan tidak menggunakan bahan kimia dalam proses pembersihan ataupun penambangannya. Dalam beberapa artikel di internet, saya menemukan garam jenis ini juga terdapat di Bali, Indonesia. Tapi saya belum pernah menemukannya di Indonesia, tapi malah menemukannya di Pakistan.

Fleur de sel adalah puncak tertinggi, yang terbaik dari garam alami. Garam premium lapisan teratas dari proses pengeringan matahari.  Karena itu, kristal cantik ini sering juga disebut sebagai “berlian dari laut” atau “emas putih”. Fleur de sel merupakan sumber alami dari kalium, kalsium, magnesium, tembaga dan yodium yang dibutuhkan tubuh. Garam terbaik yang tersedia di muka bumi. Buatan Tuhan, disediakan alam, untuk kebaikan manusia.

fleur de sel yang berbentuk piramid
Butiran fleur de sel yang berbentuk piramid

Pertemuan dengan keluarga penambang garam

Saya beruntung karena pada Selasa (19/8/2014) lalu berkesempatan untuk bertemu dengan Ismail dan Ayesha Suttar. Keluarga Suttar telah hidup dari menambang garam selama 32 tahun. Ismail Suttar adalah generasi kedua penambang garam di keluarganya. Maka dalam pertemuan ini, pembicaraan kami tidak lain adalah tentang garam, all about salt.

Keluarga Suttar baru mengembangkan bisnis yang disebut salt therapy atau halo therapy. Mereka mengajak Reza dan saya untuk menikmati ruangan yang seluruhnya terbuat dari garam. Terapi ini sudah dikenal di Eropa sejak berabad-abad yang lalu. Salt therapy atau halo therapy ternyata telah digunakan bangsa Yunani kuno untuk mengobati berbagai penyakit seperti asma, sinusitis, bronchitis, flu, stress, ekzema, alergi dan baik untuk memperbaiki metabolisme tubuh. Orang Yunani kuno biasanya berdiam diri di dalam gua garam alami untuk menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut.

Ketika memasuki ruangan salt therapy, saya langsung terkesima dengan dinding, lantai dan bahkan plafon ruangan yang semuanya terbuat dari garam himalaya yang berwarna merah jambu. Ada jalan setapak kecil yang terbuat dari tegel garam. Kemudian di pinggir jalan setapak ini terhampar butiran-butiran pasir garam merwarna merah muda. Sedangkan dindingnya juga terbuat dari tegel garam. Yang paling menarik adalah langit-langit ruang garam ini yang terlihat seperti stalagtit di dalam gua. Saya merasa seperti berada di dalam gua dan igloo sekaligus. Ketika kita bernafas, terasa udara segar memasuki rongga dada. Sesekali alat yang membawa “udara garam” berbunyi dan menghebuskan udara dengan partikel garam alami ke seluruh ruangan.

ruang salt therapy
ruang salt therapy
Saya dan Reza di ruang salt therapy
Saya dan Reza di ruang salt therapy

Ayesha bercerita, begitu banyak manfaat garam bagi manusia. Garam Himalaya juga bisa dibentuk menjadi lampu-lampu yang cantik. Lampu-lampu ini tidak hanya cantik, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. “Lampu yang dipahat dari bongkahan garam Himalaya bisa menghilangkan ion-ion negatif di sekitar kita. Letakkan lampu ini di ruang kerja, maka stress karena pekerjaan akan berkurang. Letakkan lampu ini di ruang tidur, niscaya tidur akan lebih nyenyak. Letakkan lampu ini di dekat barang elektronik, maka lampu ini akan mengurangi radiasi dari benda-benda elektronik,” ujarnya.

Lampu yang dipahat dari garam himalaya
Lampu yang dipahat dari garam himalaya

Ketika akan pulang, Ismail dan Ayesha memberikan saya garam bukit alami yang dikenal dengan nama “rock salt”. Awalnya saya bingung, apa kegunaan rock salt ini dan bagaimana cara menggunakannya? Maka saya mencari informasi tentang rock salt di internet dan menemukan sederet tulisan panjang tentang manfaat dari rock salt.

Pagi ini, saya memutuskan untuk menggunakan sedikit rock salt untuk menggosok tubuh saya ketika mandi. Saya mencampur rock salt dengan sedikit minyak zaitun dan menggunakannya sebagai scrub. Kulit saya terasa lembut dan lembab.

Dan ketika saya selesai mandi, saya menemukan kejutan lain. Saya baru menyadari jika permukaan bath tub yang saya gunakan untuk mandi menjadi putih cemerlang! Saya menemukan kegunaan lain dari rock salt, yaitu untuk meluruhkan noda yang menempel pada porselen. Kemudian saya sibuk mengumpulkan sisa-sisa rock salt yang saya gunakan untuk scrubbing, kemudian mengambil sikat dan mulai menggosok bath tub dengan rock salt. Setelah saya selesai mandi, bukan hanya tubuh saya yang bersih, tapi bath tub yang saya gunakan juga menjadi cemerlang.

Ada banyak sekali manfaat garam himalaya bagi manusia. Jika tidak percaya, belilah sekantung garam Himalaya. Gunakan garam itu dan temukan keajaiban lain dari mineral ini.

Garam Himalaya adalah hadiah alam untuk manusia.
Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustai?

Karachi, 20 Agustus 2014

Tussie Ayu

A freelance writer, a news correspondent, a Master of Communication student in Victoria University of Wellington.

Recommended Articles

5 Comments

  1. Selamat sejahtera,

    sis saya berminat untuk berkunjung seperti yang sis bergambar ini. boleh saya tahu di mana lokasi ini ya.

  2. halo min numpang info : bagi siapa saja yg berminat ingin mendapatkan manfaat dari garam himalaya baik itu berupa garam, sabun garam ataupun lampu teraphi tanpa harus bepergian jauh ke karachi yg seperti admin lakukan, kami menawarkan solusi bayar sekali dan bawa pulang produk tersebut, harga produk insha Allah jauh lebih terjangkau dari yg dipasarkan di Jakarta mengingat kami membawa langsung dari lokasi dimana garam tersebut berada, dan jika anda kebetulan bertempat tinggal di Batam bisa langsung datang ke tempat saya WA : 0895110093534 ( hanya pesan ) HP : 081364961281 ( khusus telpon )

  3. Terima kasih kerana perkongsian yang bermakna buat saya yang mengamalkan Metafizik dan Garam Bukit Himalaya .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *